1. PENDAHULUAN
Perpustakaan sebagai institusi pengelola
informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah
seharusnya tersentuh penerapan Teknologi Informasi (TI) yang telah berkembang
pesat. Perkembangan dari penerapan TI dapat dilihat dari perkembangan jenis
perpustakaan yang selalu berkaitan dengan TI, diawali dari perpustakaan manual,
perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital. Ukuran perkembangan jenis
perpustakaan banyak diukur dari penerapan TI yang digunakan dan bukan dari
skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang
tersedia maupun jumlah penggunanya.
Kebutuhan akan Teknologi Informasi (TI) sangat
berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian
dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang.
Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengelola, dan menyediakannya untuk umum dengan otomasi perpustakaan yang
dibantu oleh TI.
2. PENGERTIAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Untuk dapat memahami otomasi perpustakaan perlu
dipahami pengertian otomasi dan pengertian otomasi perpustakaan, berikut
beberapa pengertian mengenai otomasi dan otomasi perpustakaan
Menurut Harrod (1990: 47) otomasi adalah
pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, sehingga hanya
dibutuhkan sedikit campur tangan manusia.
Dalam Concise Oxford Dictionary (1982: 59)
otomasi adalah penggunaan peralatan yang dioperasikan secara automasi untuk
menghemat tenaga fisik dan mental manusia.
Menurut Sulistio Basuki (1994: 96) otomasi adalah
mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali
dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang
pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan
pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah
suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga
manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan
dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI).
Otomasi perpustakaan merupakan penerapan TI di
perpustakaan yang dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai
berikut:
- TI digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik, dan sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustkaaan.
- TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan TI ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam
suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang
digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur peralatan TI yang mendukung
keduanya (Ikhwan Arif, 2003: 2,3).
Bidang cakupan otomasi perpustakaan dalam buku Wahyu Supriyanto dan
Ahmad Muhsin (2008: 38) diantaranya adalah:
a. Usulan koleksi,
b. Inventarisasi,
c. Katalogisasi,
- Sirkulasi, reserve, inter-library loan,
e. Pengelolaan penerbitan berkala,
f. Pengelolaan anggota.
3. TUJUAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Tujuan otomasi perpustakaan menurut Cochrane
(1995: 31) diantaranya sebagai berikut:
a. Memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan,
b. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan,
c. Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan,
d. Menghindari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan
e. Memperluas jasa perpustakaan
f. Memberikan peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan
g. Meningkatkan efisiensi.
4. MANFAAT OTOMASI PERPUSTAKAAN
Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan memberikan
manfaat
sebagai berikut:
a.
Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan,
b.
Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,
c. Meningkatkan citra
perpustakaan,
- Pengembangan infrastruktur nasional,
regional dan global.
Dan menurut Sophia (1998) penggunaan teknologi komputer di
perpustakaan mempunyai
beberapa manfaat diantaranya:
- Dapat mempercepat proses temu balik
informasi (information retrieval),
- Memperlancar
proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar
perpustakaan,
- Dapat menjamin pengelolaan data administrasi
perpustakaan.
Dengan adanya otomasi perpustakaan maka beberapa pekerjaan manual
dapat dipercepat dan diefisienkan. Salain itu proses pengolahan data koleksi
menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.
5. KOMPONEN SISTEM OTOMASI
PERPUSTAKAAN
Komponen-komponen sistem otomasi perpustakaan meliputi pengguna (user),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data.
a. Pengguna (user)
Pengguna (user) merupakan unsur utama yang sangat berpengaruh
dalam sistem otomasi perpustakaan. Dalam membangun dan mengembangkan sistem
otomasi perpustakaan alangkah baiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan staf
perpustakaan, pustakawan serta para pemustaka atau pengguna perpustakaan. Otomasi perpustakaan dibangun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya, sehingga otomasi yang akan dibuat akan membantu para
pengguna.
b. Perangkat keras (hardware)
Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi
secara cepat dan tepat diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi
perangkat keras adalah untuk menumpulkan data dan mengkonversinya ke dalam
suatu bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Perangkat keras dalam otomasi
perpustakaan diantaranya komputer, scanner, digital camera, dan CD writer.
Pengadaan perangkat keras ini perlu disesuaikan dengan software yang
akan digunakan.
c. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak merupakan komponen penting dalam sistem otomasi.
Perangkat lunak sering diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan baik multi-tasking
maupun multi-user.
Perangkat lunak (software) untuk sistem otomasi perpustakaan
adalah seperti CDS/ISIS dari UNESCO yang dapat diperoleh secara gratis melalui
internet.
d. Data
Data merupakan bahan baku informasi. Data dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol-simbol khusus. Dalam perpustakaan data ini dapat berupa identitas
sebuah buku atau bibliografi dan lain sebagainya.
6. KONSEP OTOMASI
PERPUSTAKAAN
Konsep otomasi perpustakaan adalah menghubungkan pengguna pada
informasi yang dibutuhkan dengan cepat tepat.
Dapat
disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis
sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan
pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang
menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin
atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan
Teknologi Informasi (TI)
7. SOFTWARE ATAU
APLIKASI CDS/ISIS DAN SLiMS
CDS/ISIS (Computerized Documentation Services / Integrated Set of
Information System) merupakan perangkat lunak sistem penyimpanan dan temu
kembali informasi (Information Storage and Retrieval System) yang dirancang
untuk komputerisasi pengelolaan database non numerik yang terstruktur terutama
yang berupa teks. CDS/ISIS ini sangat cocok digunakan untuk komputerisasi
perpustakaan atau lembaga informasi lainnya yang banyak menggunakan data teks
pada database yang dikelolanya.
CDS/ISIS pertama kali dirilis oleh UNESCO pada tahun 1985. Rilis ini
secara resmi dinamakan CDS/ISIS Mini-Micro Version, tetapi biasanya disebut
CDS/ISIS atau disingkat ISIS saja. Saat ini terdapat berbagai versi CDS/ISIS,
yaitu: versi DOS, Windows, UNIX, maupun versi pengembangan JavaISIS, WWWISIS,
dan ISIS_DLL untuk pengembangan program versi Windows. CDS/ISIS versi DOS
sampai saat ini masih banyak digunakan dan kompatibel dengan versi Windows.
Tetapi dari sisi pengembangan, versi DOS secara resmi sudah tidak diteruskan,
versi terakhir untuk versi DOS adalah 3.08.
Pengembangan difokuskan untuk versi Windows yang dikenal sebagai
WinISIS. WinISIS secara resmi dirilis pada November 1997, yaitu versi 1.31.,
sampai saat ini rilis terakhir adalah versi 1.5 build 3. CDS/ISIS merupakan
perangkat lunak yang disebarkan secara gratis oleh UNESCO, sehingga banyak
digunakan oleh berbagai perpustakaan (umum, perguruan tinggi, sekolah, dsb.) di
seluruh dunia. Di samping itu, para pengguna CDS/ISIS dari seluruh dunia juga
membuat berbagai perangkat lunak tambahan atau berbagai tool untuk memudahkan
dan adaptasi dengan lingkungan kerja maupun dengan lingkungan sistem komputer
yang terus berkembang dengan cepat. Semua pengembangan, tool, perangkat lunak
tambahan, sumber daya dan berbagai persoalan seputar CDS/ISIS dapat dilihat dan
diperoleh di situs resminya: http://www.unesco.org/webworld.isis/.
Sebagai tambahan, terdapat pula tool
yang dikembangkan oleh putra bangsa Indonesia (Hendro Wicaksono) yang ia
namakan IGLOO (http://www.geocities.com/igloo_opensource/), yaitu tool untuk
meng-online-kan CDS/ISIS di Internet yang berbasis pada PHP dan Openisis. Di Indonesia
sendiri suda ada software otomasi perpustakaan yang dibuat oleh Hendro Wicaksono
dan Bang Arie Nugraha yaitu SLiMS.
Senayan, atau
lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak
sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang
dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari
Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini
dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git.
Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source
Senayan pertamakali
digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan
dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro
Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi
dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada
Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii
(GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer
Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia
(ingenierofelipeurrego@gmail.com). Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Dalam setiap rilis Senayan, saat ini
didistribusikan dalam dua versi.
Pertama, Senayan
Source. Yaitu hanya aplikasi Senayan, yang ditujukan untuk pemakai tingkat
lanjut, atau mereka yang sudah memiliki komputer dimana web server (biasanya
Apache), PHP dan MySQL sudah terinstall sebelumnya. Pengguna sistem operasi
selain Windows juga menggunakan distribusi ini.
Kedua adalah
distribusi Portable Senayan (psenayan). Yaitu Senayan yang sudah dipaketkan
dengan Apache, PHP dan MySQL. Sehingga pengguna tinggal copy, ekstrak, dan
gunakan. Ditujukan untuk pengguna Windows yang biasanya masih awam dengan
persyaratan software yang harus tersedia untuk menjalankan Senayan.
Dalam melakukan
pengembangan Senayan, kira-kira 95% dilakukan pada platform GNU/Linux.
Penggunaan Windows dalam pengembangan hanya sebatas pembuatan distribusi Portable
Senayan dan ujicoba.
Pengembangan Bisnis Komersial
berupa:
dukungan layanan korporasi dan terdedikasi, web hosting Senayan,
sponsorship modul.
Kelebihan Senayan
Library Management System (SLiMS) Secara Umum
1.
Senayan dapat diperoleh dan digunakan
secara gratis
Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam implementasi
otomasi perpustakaan. Sayangnya tidak semua perpustakaan mampu menyediakan
perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena harga
perangkat lunak otomasi sulit dijangkau oleh banyak perpustakaan di Tanah Air.
Kehadiran Senayan sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis FOSS
menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena
perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis.
2. Mampu memenuhi
kebutuhan otomasi perpustakaan
Menurut Saffady sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal
memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access
catalog atau OPAC (Saffady dalam Anctil dan Bahesti, 2004: 4). Senayan tidak
hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC. Senayan
menyediakan fasilitas lain seperti manajemen keanggotaan, fasilitas untuk
pengaturan perangkat lunak, cetak barcode (baik barcode anggota maupun barcode
buku), penyiangan serta fasilitas laporan dan unggah koleksi digital.
3.
Senayan dibangun dengan menggunakan
bahasa pemrograman interpreter Senayana dibangun dengan menggunakan PHP sebagai
bahasa pemrograman. PHP merupakan bahasa pemrograman interpreter yang
memungkinkan untuk dimodifikasi. Dengan demikian maka perpustakaan memungkinkan
memodifikasi Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.
4. Senayan
dikembangankan oleh sumber daya manusia lokal
Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal, atau dikembangkan
oleh SDM bangsa Indonesia. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi perpustakaan
dan pengguna Senayan. Keuntungan tersebut adalah Senayan sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan di Tanah Air dan pengguna Senayan dapat berkomunikasi
dengan mudah dengan para pengembang Senayan jika mengalami masalah dalam
pemanfaatan Senayan.
Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak
berbasis web instalasi Senayan mudah dilakukan, baik itu untuk system operasi
windows maupun system operasi linux.
6. Mampu berjalan di
sistem operasi linux maupun windows.
Windows ataupun linux merupakan dua sistem operasi yang familiar
digunakan oleh perpustakaan di Indonesia. Senayan mampu berjalan stabil di dua
sistem operasi tersebut. Dengan demikian maka perpustakaan pengguna sistem
operasi windows maupun linux tidak perlu khawatir tidak dapat menggunakan
Senayan karena tidak mampu berjalan disalah satu sistem operasi.
7. Memiliki
dokumentasi yang lengkap
Dokumentasi (modul dan manual) memiliki peranan penting dalam
pengembangan sebuah perangkat lunak, termasuk FOSS. Eksistensi dokumentasi akan
memudahkan pengguna atau calon pengguna dalam memperlajari sebuah perangkat
lunak. Dengan dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon pengguna Senayan
dapat dengan mudah mempelajari Senayan.
8. Memiliki prospek
pengembangan yang jelas
Perkembangan Senayan terjadi sangat cepat dalam kurun waktu 2 tahun
perangkat lunak it uterus memperbaiki diri. Perbaikan ini terlihat dari
banyaknya versi yang telah dirilis ke publik. Kondisi ini mencerminkan bahwa
perangkat lunak ini memiliki prospek pengembangan. Apabila perangkat lunak ini
terus diperbaharui maka pengguna Senayan yang akan memperoleh manfaatnya dari
perbaikan terhadap kelemahan serta fasilitas tambahan yang disediakan dalam
versi Senayan terbaru.
9. Memiliki forum
komunikasi antara pengguna dan pengembang
Kekurangan Senayan Library Management
System (SLiMS) Secara Umum
1.
Kompatibilitas web browser
Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua
web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. perangkat lunak ini
merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika penggunaan
web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak akan muncul
secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi oleh banner
jika pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser. Namun
jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access catalog) semua
web browser dapat digunakan.
2. Otoritas akses file
Senayan menyediakan fasilitas upload (unggah) file. Dengan fasilitas
ini pengelola perpustakaan dapat menyajikan koleksi digital yang dimiliki
perpustakaan, seperti e-book, e-journal, skripsi digital, tesis digital dan
koleksi digital lainnya. Namun fasilitas upload file ini tidak dilengkapi
dengan pembagian otoritas akses file. Akibatnya setiap koleksi digital yang
telah di upload ke dalam Senayan berarti dapat diakses oleh semua orang.
Kondisi ini tentu sedikit mengkhawatirkan jika koleksi digital yang diupload
adalah skripsi, tesis atau laporan penelitian digital. Skripsi digital, tesis
atau laporan penelitian digital dibatasi aksesnya karena koleksi digital jenis
rentan dengan masalah plagiasi.
UIN Raden Fatah sendiri sudah menginstal dan menggunakan SliMS dari
tahun 2014, dan sekarang SliMS yang digunakan versi terbaru, yaitu SliMS
Akasia, untuk mengakses SliMS di UIN Raden Fatah cukup dengan mengklik alamat
web SLiMS berikut http://slims.radenfatah.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar